1.
Pancasila sebagai Dasar Nilai Dalam Strategi
Pengembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi
Karena pengembangan ilmu dan
teknologi hasilnya selalu bermuara pada kehidupan manusia maka perlu
mempertimbangan strategi atau cara-cara, taktik yang tepat, baik dan benar agar
pengembangan ilmu dan teknologi memberi manfaat mensejahterakan dan
memartabatkan manusia.
Dalam mempertimbangkan sebuah
strategi secara imperatif kita meletakkan Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pengertian dasar
nilai menggambarkan Pancasila suatu sumber orientasi dan arah pengembangan
ilmu. Dalam konteks Pancasila sebagai dasar nilai mengandung dimensi ontologis,
epistemologis dan aksiologis. Dimensi ontologis berarti ilmu pengetahuan
sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran yang tidak mengenal titik henti,
atau ”an unfinished journey”. Ilmu tampil dalam fenomenanya sebagai masyarakat,
proses dan produk. Dimensi epistemologis, nilai-nilai Pancasila dijadikan pisau
analisis/metode berfikir dan tolok ukur kebenaran. Dimensi aksiologis,
mengandung nilai-nilai imperatif dalam mengembangkan ilmu adalah sila-sila
Pancasila sebagai satu keutuhan. Untuk itu ilmuwan dituntut memahami Pancasila
secara utuh, mendasar, dan kritis, maka diperlukan suatu situasi kondusif baik
struktural maupun kultural.
2.
Strategi Pengembangan IPTEK Pancasila Sebagai
Dasar Nilai
Peran nilai-nilai dalam setiap sila dalam Pancasila adalah
sebagai berikut.
1)
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa: melengkapi ilmu pengetahuan
menciptakan perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan
akal. Sila ini menempatkan manusia dalam alam sebagai bagiannya dan bukan
pusatnya.
2)
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab: memberi
arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada fungsinya
semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok, lapisan tertentu.
3)
Sila Persatuan Indonesia: mengkomplementasikan
universalisme dalam sila-sila yang lain, sehingga supra sistem tidak
mengabaikan sistem dan sub-sistem. Solidaritas dalam sub-sistem sangat penting
untuk kelangsungan keseluruhan individualitas, tetapi tidak mengganggu
integrasi.
4)
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, mengimbangi otodinamika ilmu
pengetahuan dan teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi
penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat
dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian sampai
penerapan massal.
5)
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, menekankan ketiga keadilan Aristoteles: keadilan distributif,
keadilan kontributif, dan keadilan komutatif. Keadilan sosial juga menjaga
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena kepentingan
individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu. Individualitas merupakan
landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas dan inovasi.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus senantiasa berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Sebaliknya
Pancasila dituntut terbuka dari kritik, bahkan ia merupakan kesatuan dari
perkembangan ilmu yang menjadi tuntutan peradaban manusia. Peran Pancasila
sebagai paradigma pengembangan ilmu harus sampai pada penyadaran, bahwa
fanatisme kaidah kenetralan keilmuan atau kemandirian ilmu hanyalah akan
menjebak diri seseorang pada masalah-masalah yang tidak dapat diatasi dengan
semata-mata berpegang pada kaidah ilmu sendiri, khususnya mencakup pertimbangan
etis, religius, dan nilai budaya yang bersifat mutlak bagi kehidupan manusia
yang berbudaya.
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan
tekonologi:
a)
pengembangan iptek diarahkan untuk mencapai
kebahagian lahir batin, memenuhi kebutuhan material dan spiritual
b)
pengembangan iptek mempertimbangkan aspek
estetik dan moral
c)
pengembangan iptek pada hakekatnya tidak boleh
bebas nilai tetapi terikat pada nilai-nilai yang berlaku di masyaraka
d)
pembangunan iptek mempertimbangkan akal, rasa
dan kehendak
e)
pembangunan iptek bukan untuk kesombongan
melainkan untuk peningkatan kualitas manusia, peningkatan harkat dan martabat
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar